CERPEN SEPUCUK SURAT BERBALUT RINDU

0

Jangan kamu sebut ini sebagai surat cinta hanya karena aku menggoreskannya dalam secarik kertas putih tak bernyawa. Sebutlah ini sebagai curahan hati dan kamu menjadi tempat curhatku. (catatan kecil di kertas merah berbalut rindu)

Hari ini gerimis kembali turun. Rasanya kota tempat aku dilahirkan dan tumbuh besar hampir menyamai kota Bogor yang ratusan kilometer jauhnya dari kotaku. Setiap hari mendung, lalu gerimis turun perlahan-lahan dan menjadi hujan deras yang disertai dengan angin kencang. Bahkan hujan kerap pula turun begitu saja

tanpa memberi pertanda, tanpa salam terlebih dahulu pada makhluk-makhluk bumi.
Hujan sering membuatku kalang kabut karena jemuran harus segera dipidahkan agar tidak basah lagi. Hujan mampu menghentikan semua aktivitas orang-orang. Begitu juga hujan mampu menggagalkan rencana para muda-mudi untuk bermalam mingguan di jantung kota atau sekedar menikmati lalu lalang kendaaraan dan bercengkrama santai bersama kawan-kawan di trotoar ditemani secangkir kopi. Hujan sering turun dengan begitu derasnya dan akan bertahan sampai pukul sembilan malam bahkan bisa sampai pagi.
Sudah lima hari berturut-turut setiap pukul empat sore awan hitam keabu-abuan menyelimuti kota ini, awan-awan tersebut berasal dari arah barat berarak menuju ke arah timur. Sebelum melanjutkan perjalanan,

CERPEN MENCINTAI DALAM DIAM

0

Aku hanya bisa terdiam dengan keputusannya waktu itu, keputusan untuk mengakhiri hubungan kami. Aku sudah mencoba untuk mempertahankannya, tapi semuanya sia-sia saja. Cinta tak bisa dipaksa, buat apa aku pertahankan semuanya jika di memang sudah tak mencintaiku lagi?.
Sudah tiba saatnya, saat dimana aku harus merelakan, mengikhlaskan, pergi dan menjauh dari dia. Sebelum putus memang hubungan kami kurang baik, banyak terjadi kesalah pahaman, banyak yang memprovokatori hubungan kami. Sangat disayangkan karena hubungan kami telah direstui oleh pihak keluargaku.
Aku menatap langit di luar yang sedang mendung, apa-apaan ini? Apakah langit ingin mengejekku? Kondisi hatiku memang sedang tidak baik, aku lebih banyak memilih diam, dan menggalau di kamar curhat lewat dumay, yang kurasa cuman dumay yang bisa mengerti.
Kebahagiaan itu, aku mulai kehilangan kebahagiaan itu. Senyumanku yang selalu ada di pagi hari kini tak ada lagi. Kenapa waktu begitu tidak adil? Mengapa dia membuatku kehilangan kebahagiaan itu di saat aku telah

cerpen hari jadiku pertama sekaligus yang terakhir

0

Pagi ini aku kira adalah hari yang sangat menyenangkan. Tapi keyakinan ku berubah saat dia menghubungiku. Hari ini adalah hari jadiku dengannya yang ke satu tahun. Awalnya aku ingin memberikan kejutan untuknya dengan menyiapkan makan malam yang romantis di sebuah restoran. Aku benar-benar sudah mempersiapkan dinner ku dengannya dari jauh-jauh hari. Tiap pulang sekolah, aku mencari-cari tempat makan malam yang cocok untukku dengannya. Akhirnya temanku merekomendasikan sebuah tempat yang menurutku benar-benar romantis. Dan hari ini lah waktunya. Akan tetapi semuanya berantakan. Hari ini menjadi hari yang sangat menyebalkan untukku. Aku benar-benar benci hari ini. Aku berharap ini mimpi dan tidak benar-benar terjadi. Sungguh, aku tidak mau kejadian ini terjadi hari ini ! ini seperti mimpi buruk di

cerpen kenalkan aku pada cinta

0


"Iya ma, Astri tau. Astri janji, Astri akan baik baik saja. Oke?". Setelah mendengar balasan dari seberang, Astri mematikan telponnya. Di helanya nafas dalam dalam sebelum kemudian di hembuskannya secara berlahan. Sejenak matanya menatap benda elektornik yang beberapa saat yang lalu di gunakan untuk berkomunikasi dengan ibunya. Astaga, Ia hanya ikut camping beberapa hari bersama teman temannya tapi kenapa ibunya terus terusan merecokinya. Baiklah, bukan merecoki, tepatnya menghawatirkannya. Tapi itu bukan berarti ia harus di telpon setiap saat bukan?. Saat berbalik, Astri hanya mampu menyegir singkat. Gelengan kepala Alya yang menatapnya sudah cukup untuk membuatnya mengerti kalau sahabatnya yang

satu itu heran akan dirinya. "Nyokap loe?" Astri hanya mengedikan bahu sebagai jawaban. "Gue heran deh, loe kan sudah kuliah. Udah segede gini masa nyokap loe masih ngontrol hidup loe terus si?" Komentar Alya sambil melangkahkan kaki menuju ke perkemahan mereka. "Bukan mengontrol, mama cuma khawatir. Secara loe tau kan kalau gue nggak pernah pergi jauh" Terang Astri meralat. Gantian Alya yang angkat bahu. "Eh liat. Cakep ya?". "Siapa?" tanya Astri sambil mengikuti arah telunjuk Alya. Matanya sedikit menyipit sementara tangannya terangkat membetulkan letak kacamata yang ia kenakan. Memperhatikan dengan seksama sosok cowok dengan stelan kaos abu - abu di tambah jaket plus topi untuk melindungi diri dari panas mentari. "Maksut loe kak Andre?" tanya Astri sambil mengalihkan tatapan matanya kearah Alya yang 

cerpen bintang bersinar di bulaan

0

“Laaaaaaaaan! Gue dapet formulir panitia mahasiswa baru nih!”, teriak Kenari sambil berlari ke arahku yang sedang sibuk didepan barang berhargaku; laptop.
“Aih…kenapa sih lu demen banget buat jantung gue copot!”, kataku kesal.
“Yaaa, maaf hehehe, yaaaah Nona Bulan begitu aja kok ngambek sih, sensi amat? hihi”, goda Kenari sambil mencolek daguku.
“Udah tahu gue lagi serius dan sibuk begini huh”, kataku dengan ekspreksi wajah ditekuk.
“Hahahaha, mau ga nih formulirnya?”, goda Kenari sambil melayang-layangkan di udara kertas formulirnya.
Aku melirik dan hendak mengambil kertas formulir dari tangan Kenari lantas Kenari menahannya seraya berkata “Etssss, main ambil aja, senyum dulu dong!” goda Kenari lagi.
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Memang dari dulu aku tidak pernah bisa berlama-lama marah dengan Kenari, karena Ken sahabatku itu selalu mempunyai taktik untuk membuatku tersenyum.

Bintang Bersinar Dibulan

Malam sudah larut, namun aku masih saja berkutat dengan diktat kuliahku karena esok hari aku harus bergelut dengan soal-soal Ekonomi Umum. Kurasa cukup belajar untuk malam ini, sekarang waktunya mempersiapkan syarat-syarat apa saja yang harus dipersiapkan untuk melamar menjadi panitia mahasiswa dikampus, pikirku.
Waktu menunjukkan pukul 22.30. Kantukpun menyerangku, segera aku bergegas pergi ke tempat tidur, karena akupun sudah merasa lelah.

cerpen awan itu kamu

0

Hampir setiap pagi aku tak dapat melihat senyuman mentari. Awan hitam selalu sibuk untuk menutupi cahayanya. Membuatku harus menggunakan payung untuk melindungiku dari tusukan air yang berjatuhan dari langit. Kurasa langit mengerti keadaanku sekarang ini. Mendung. Hampir kehilangan cahaya.

Aku dan Roni semakin menjauh. Hubungan kami lebih renggang dari karet yang direndam minyak. Bahkan rasanya, semua yang dilakukannya untukku seperti menelepon, pergi ke mall denganku, hanya sebuah formalitas. Dia tak melakukannya dari hati lagi seperti dulu.

Hanya butuh beberapa langkah untukku bisa mencapai sekolah. Tak perlu diantar ataupun naik angkutan umum, aku sudah mencapai sekolah.

Sesampaiku di sekolah, pandanganku terpaku pada satu orang. Roni. Ia sangat jauh dari tempatku berpijak, hampir tertutup oleh orang-orang yang berlalu lalang mencari tempat untuk memarkirkan motornya.
Ku urungkan niatku untuk menyapanya segera setelah melihat ada seorang gadis yang menghampirinya. Hampir setiap hari aku melihatnya. Rambutnya tebal, lurus dan panjang sepinggul. Poninya selalu dijepit ke belakang, memperlihatkan wajah orientalnya yang cantik. Tingginya hampir sama denganku. Hanya beberapa inchi lebih unggul. Aku sering berpapasan dengan gadis yang hampir seperti anggota girlband korea itu.

cerpen Unrequited Love

0

Aku sedang berjalan di antara kerumunan siswa-siswa lain yang ingin mengetahui bahwa mereka lulus atau tidak. Tahun ini aku sudah akan lulus dari sekolah menengah pertama. Dan saat ini adalah saat-saat menegangkan, dimana aku akan melihat hasil ujian di papan pengumuman. “Hey dev, gue lulus! Lo?”. Aku menengok ke belakang melihat temannya itu dan kemudian kembali mengamati papan pengumuman yang ada di depanku. – Devi Winata : LULUS -. “Tha.. gue juga lulus”. “wah slamat ya”. “iya tha sama-sama”. Sambil memeluk thalita yaitu sahabatku dari kecil, kemudian aku menangis dan berkata “papa dipindah tugas ke SulTeng”. Thalita menatapku “maksudnya lo bakal lanjutin SMA disana”. “ya kurang lebih kaya gitu”. “Kapan berangkat? Take care ya non”. “rencananya besok, iya calling-calling ya tha”. “iya sip”.


Aku sangat senang punya orangtua seperti papa dan mama. Papa punya pekerjaan yang penghasilannya di atas rata-rata dan mama adalah ibu rumah tangga. Papa dan mama masih sangat muda, bayangkan saja di saat aku berumur 14 tahun sekarang ini, mama dan papa masih sama-sama berumur 29 tahun. Aneh kan? Ya iya lah.. karena aku adalah anak angkat mereka. Mereka mengadopsiku saat mereka baru selesai menikah pada umur 22 tahun dan saat itu aku baru berumur 7 tahun. Mereka begitu menyayangiku seperti anak kandung mereka dan begitu juga denganku.

cerpen My sun flowers is you

0

Matahari mulai bergerak turun menuju tempatnya beristirahat. Ia mulai menyisakan cahaya-cahaya indah di langit bekas jejaknya. Menjadikan sore itu panorama indah yang biasa kulihat akhir-akhir ini.
I Want You.. I need You.. I Love you.. ponselku berbunyi tanda ada panggilan masuk dari kekasihku, Vidrianta. Ya nada heavy rotation itu memang sengaja ku pasang hanya untuknya.
“Ara, anak anak minta kumpul ada yang mau dibicarakan” Kata laki-laki di sebrang sana.
“eh? Kapan?” tanyaku.
“sore ini, jam 4” jawab laki-laki itu.
“bisa, bisa dimana?” tanyaku lagi.
“di tempat biasa kita kumpul honey” katanya ramah.



“oh, iya iya mau menjemput?” aku memastikan.
“pasti” jawabnya mantap.
“hihihi, makasih honey, ya sudah aku siap-siap dulu ya” kataku.
“iya honey bye bye” lalu ia menutup sambungannya.

Akupun bersiap siap. Aku memakai baju terusan selutut warna hitam dengan titik-titik putih dengan pita putih di bagian pinggang. Kugunakan syal merah pemberian nenekku padaku 2 tahun lalu. Dengan pakai stocking panjang warna transparan dan sepatu tinggi hingga lutut warna senada dengan syal-ku, akupun siap berangkat.

cerpen secret of love

0

Masa SMA memang dapat di katakan masa indah, ya di katakan seperti itu karena banyak cerita yang tidak dapat di lukiskan dengan kata-kata terutama dengan “cinta”. Banyak sekali cerita cinta yang terjadi di antara mereka. Senang, sedih, tawa dan galau jadi satu. Begitulah masa-masa SMA zaman sekarang.

Terkadang, tak sedikit di antara mereka berpikir bahwa persahabatan itu lebih indah di banding pacaran. Itulah yang terjadi pada Raisa dan Sania, mereka selalu bersama baik suka maupun duka. Semasa 2 tahun di SMA, mereka belum pernah merasakan apa itu cinta. Mereka memiliki janji tidak akan jatuh cinta pada laki-laki yang sama jika suatu saat mereka menemukan cinta.


Mengikuti pelajaran di kelas selama beberapa jam, membuat mereka merasa jenuh. Akhirnya, pada jam istirahat mereka memutuskan untuk pergi ke taman sekolah “Sania, ke taman yuk.. aku bosan di kelas” dengan menggandeng tangan Sania. Di tengah canda tawa mereka di taman, tiba-tiba saja ada sesuatu yang mengalihkan perhatian mereka berdua. Ternyata, mereka melihat dua orang lelaki tampan datang dan duduk di sebelah mereka. Raisa dan Sania saling berbisik “eh Sania, liat deh pinggir kamu. Mereka tampan ya”, “ah kamu itu, kita lanjutin ngobrol yang tadi aja” ucap Sania sambil mengalihkan perhatian Raisa.

cerpen cintaku tak semanis brownise cake

0

Buku diary menjadi saksi bisu atas kesedihan yang masih tak mampu kuluapkan dengan kata-kata. Benarkah ini? Benarkah hati ini telah rapuh? Di bawah teriknya matahari kurasakan sebuah kehangatan tangan bergerak menyentuh tangan kananku. Menyelipkan jari-jarinya di sela jari-jariku dan menggenggamnya dengan erat. Aku menoleh kepadanya, demikian dengan dia. Hembusan angin tersayup-sayup seiring dengan sebuah nyanyian yang keluar dari bibir manisnya. Suaranya yang serak basah tertangkap jelas oleh telingaku. Aku tersenyum kaku. Ada semacam perasaan bahagia di hatiku. Hingga sempat membuatku sedikit salah tingkah. “Akhirnya..” ujarku setelah genggaman tangannya dilepaskan, yang membuat lidahku sempat kelu beberapa saat. Ibunya tersenyum kepadaku dari arah garasi ketika beliau hendak pergi. Boy menatapku sambil tersenyum. Senyumnya tulus membuatku semakin nyaman berada di dekatnya.

Aku tahu, aku hanyalah gadis mungil yang tak pernah berhenti bermimpi. Aku hanyalah satu dari ribuan bahkan jutaan gadis mungil yang punya mimpi. Tiap goresan tinta kehidupanku adalah angan dan impianku ke depan. Aku bukan gadis yang terlahir seutuhnya meraih cinta dan kesuksesan di awal perjuangan. Aku hanya berusaha agar mimpiku tidak redup, karena sebagian dari nafasku kuperjuangkan untuk meraih semua mimpi-mimpiku.

cerpen Mr.ice cream

0

Ini sudah mangkuk es krim kedua yang aku lahap malam itu, tak peduli aku sudah dua jam duduk di kedai ini. Pelayan tua kedai itu kadang sesekali memalingkan tatapannya dari Koran pagi harinya kearah ku. Mungkin dia pikir aku kurang waras, di cuaca sedingin ini dan sedang hujan deras diluar sana, ada gadis yang masih menikmati es krim sampai mangkuk kedua, tenang saja pak tua gumam ku dalam hati mungkin akan ada mangkuk yang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Aku tak peduli.

Hap, sendok demi sendok aku nikmati, tatapanku hanya menatap kosong pada suatu titik sembarang di sudut kedai itu. kenangan demi kenangan aku putar di pelupuk mataku, seperti komedi putar yang sedang memutar scene demi scene. Membuat hati ini campur aduk dan sedikit sesak. Me-rewind semua rutinitas gila makan es krim ini dari mana asalnya, kalo bukan dari dirinya.
***

3 tahun yang lalu. Di kedai es krim yang sama

Wajahnya yang sedikit pucat dan tirus, rambut nya yang agak panjang, sedikit berantakan, dia tersenyum menatap ku penasaran, menunggu pendapatku tentang rasa es krim yang barusan aku cicipi.

“Gimana?” tatapnya penasaran, air mukanya mulai serius melihat ekspresiku yang mengerutkan dahi seperti ada yang salah dengan es krim yang kumakan.

“Tunggu!” jawabku sambil memutar mata seolah berfikir serius mendikripsikan Sesuatu yang sedang lumer dilidahku, lalu ku coba sesendok lagi, sok-sokan lagaku seperti tester sejati.

cerpen hargai aku

0

“Huft...” Seorang cewek berparas manis menghembuskan nafas berkali-kali.


“Lo kenapa sih? Daritadi menghela nafas kayak ikan kehabisan oksigen!” Komentar cewek berambut sebahu.

“Gue bingung, gimana gue harus bilang sama Azzam soal kepindahan gue ke Jakarta.”

Cewek bernama Ajeng tersebut menoleh pada Nidya, sahabatnya. “Lo beneran mau pindah ke Jakarta?”

Nidya mengangguk. “Bokap gue harus ngurus bisnisnya disana. Gue bingung, Jeng! Lo tahu kan akhir bulan Azzam ulangtahun, sedangkan lusa gue udah harus pindah.”


cerpen cinta penuh air mata

0

Berkali-kali Rana gagal menikah. Kekasihnya selalu meninggalkannya sesaat sebelum mempersuntingnya. Cinta pun datang dan pergi dalam hidupnya.

Ketika seorang pemuda tampan melamar Rana, pernikahan malah terasa bagai neraka.

“Kalau kau mabuk-mabukan, menghambur-hamburkan uangku, aku masih bisa memaafkan, Jor,” pekik Rana pilu. “Tapi kalau sudah ada perempuan lain yang mengandung anakmu, itu artinya perkawinan kita berakhir...”

Sampai Rana bertemu Hastar, seorang penyanyi kafe bersuara emas, yang mencintai Rana dengan sepenuh hati.

 

cerpen diary putri

0


“Hidup ini indah dan akan lebih indah bila kita bisa memiliki seseorang yang kita sayangi. Dan jika engkau merasakan cinta pada seseorang, katakanlah. Berani jujur dan jangan ragu mengungkapkannya. Tapi, jika tidak, ucapkanlah dengan tegas bahwa engkau tak menyukainya.”
Kata-kata yang selalu tertanam dan selalu terngiang di hatiku dan telingaku setelah aku bertemu dengan lelaki ini. Lelaki yang selalu menghiasi penuh hari-hariku. Ya… hari-hariku, dan mungkin bukan hari-harinya. Karena aku tak berani untuk sekedar menyapanya apalagi harus berbicara ataupun bercanda dengannya, aku hanya bisa melihatnya, berbicara, dan mendengar melalui mataku. Karena hanya dengan mataku, aku bisa melakukan semua hal itu. Hal yang selalu ingin aku rasakan meskipun hanya dalam mimpi sekalipun. Seandainya engkau tau aku sangat ingin mengobrol dan melihat senyummu yang mampu membuatku terpana secara langsung, secara nyata dari dekat. Kupejamkan mata dan mulai membayangkan gadis itu dan mulai kututup diaryku malam itu dalam pelukan hingga lelap dan pulas.


cerpen true love

0

Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku merobek buku catatanya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.

Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu? Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki oleh semua orang? Cinta yang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang terus menerus melolong dihatiku.
***

cerpen_ ADA CINTA DALAM PERSAHABATAN

1

    Sudah lebih dari 10 menit, aku berdiri di depan komplek Menunggu  seseorang . dengan pakaian putih+biru yang aku kenakan. Yah, aku menunggu sahabatku yang bernama Ozy untuk berangkat sekolah bersama.

“ Cha, kok tumben belum berangkat? Ozynya mana” tiba-tiba kedua temanku datang  menyapaku.

“ gatau nih, lama banget udah lebih dari 10 menit aku nunggu Ozy” jawabku dengan nada sedikit kesal

“ yahh, padahal 15 menit lagi bel bunyi loh Cha, mau bareng kita atau masih tunggu Ozy?” kata temanku yang bernama Nova.


“ iya Cha dari pada lo nunggu sii Oji nanti telat loh!” sambung temanku yang lain yang bernama Ray.

“ boleh deh, aku mau gonceng Ray ya aku takut jatoh kalo di gonceng Nova hheheh” akhirnya aku berangkat bareng dengan mereka.

Sebagian besar siswa siswi di Sekolahku membawa sepeda tapi tidak dengan aku, aku takut yang namanya mengendarai sepeda, makanya setiap hari aku bareng Ozy di gonceng dengan sepedanya.
Ketika setengah perjalanan, tiba tiba.....


cerpen_cinta yang terdustai

0

Ajaran tahun baru pun dimulai, di suatu sekolah yang bernama SMP *pipp* berkumpul anak-anak kelas 7 baru yang ingin bersekolah di SMP itu. Di sekolah itu terdapat ketua osis yang bernama Jesica Anastasia atau yang sering di panggil Chika. Ia anak yang cantik, ramah, humoris, baik dan disenangi teman-temannya. Namun hanya satu kekurangannya, dia kurang bisa memilih lelaki yang benar untuk mendapatkan cintanya . Menjelang tahun ajaran baru, ia pun sibuk mempersiapkan acara MOS untuk anak-anak kelas 7 dengan di bantu oleh rekan-rekannya yang mengikuti osis. Acara MOS berlangsung dengan lancar dan tanpa ada halangan satupun.


Hari-harinya pun di lalui dengan biasa. Pada saat istirahat disebuah taman, vivian bercerita pada chika

“Eh chik, elo udah tau belum kalau ada anak kelas 7 yang suka sama gue. Haha lucu ya ada anak kecil yang suka sama gue.”

“Hah? Yang bener lo? Haha bagus deh akhirnya elo ada juga yang suka.” Chika tertawa senang.

“Seneng lo heh ngetawain gue?”


cerpen_masih bisakah hari itu terulang

0

“Fio, tunggu…!”, langkahku langsung terhenti kala Denis memanggilku. “Ada apa ?” ” Ini, buku latihanmu ketinggalan.”kata Denis. “Makasi” jawabku sambil tersenyum. Denis membalas senyumku, senyum manis yang memberikan arti bahwa ia adalah sosok anak muda yang ramah dan baik hati.

Ya, dialah Denis. Siswa SMA 46 Jakarta yang cukup banyak punya penggemar. Aku pun sudah lama memendam rasa kepadanya. Aku dan dia memang sudah kenal sejak lama karena dari sekolah dasar aku sudah sekelas dengannya. Awalnya, tak ada kedekatan apapun di antara kami, hingga suatu hari Denis mengajakku pulang bersama. “Mau pulang sama aku nggak ?” tanyanya sambil tersenyum. Senyum yang dapat membuat siapa saja melayang karnanya. “Bole aja”, tanpa basa basi aku langsung mengiyakan ajakan itu. Dari sana, aku mulai dekat dengannya. Dan akhirnya, saat itu pun tiba. Denis memintaku untuk menjadi pacarnya. Tak perlu banyak waktu untuk menjawab semua itu karna memang itulah mimpiku sejak SMP.

Kini, hari-hariku pun sudah ditemani oleh Denis.

cerpen_tak secantik cinderella

0

     Ku tatap wajahku di depan cermin sambil memperhatikannya lekat-lekat. Sungguh ironis aku memang cewek antik seperti halnya yang di katakan teman-teman kampusku. Kacamata besar plus minus tebal di tambah lagi behel serta dandanan ku juga yang amat sangat biasa, hanya jeans dan kaos oblong yang agak kebesaran dan tak lupa tas ransel. Sungguh tidak ada yang bisa menarik hati kaum adam. Soal penampilan aku memang sangat cuek, aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Tapi 
 


soal pelajaran aku jagonya di tambah lagi soal radio. Yapp di singgung soal radio, aku adalah penyiar radio, menurut rekan kerjaku sesama penyiar, aku termasuk penyiar yang memiliki banyak fans. Bukan karena wajah dan penampilanku, melainkan suaraku yang merdu, kata mereka suaraku sangat merdu dan setiap cowok-cowok yang dengar bisa klepek-klepek dan membayangkan kalau aku ini wanita cantik bak cinderella.
      

cerpen_hate the rain

0

Tetesan air dari langit yang datangnya tak pernah terduga, kadang dia datang begitu lama sampai seseorang menangis membutuhkannya, namun tidak dengan aku, terlalu banyak kenangan dan kesakitan yang tercipta karena hujan, dan kini aku benci hujan.

Cerpen Cinta Hate The Rain
Hari ini langit menghitam terlihat di pekarangan sekolahku, hal yang biasa karena sekarang sedang musim penghujan, tetesan benih airnya mulai turun dari atas langit kejauhan sana. Semua yang berada di luar kelas kini masuk ke dalam ruangan membuat kelaspun menjadi sempit dan ramai karena suara anak-anak yang tak bisa diam, itulah kebiasaan ketika belum ada guru pengajar masuk.
mata pelajaran terakhir telah dimulai, walaupun 
 

cerpen _ izin ku memilih

0


Ini perasasan hati tak pernah bisa ku bohongi, menyayangi kalian adalah kebahagiaan dan disayangi kalian adalah kebanggaan, akankan semuanya terus berjalan, seiring dengan kebohongan yang terus dilakukan, salahkah ini semuanya yang ku lakukan untuk membahagiakan diri semata.

* * *
 
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang aku lakukan saat ini, menjadikan kedua laki-laki tak berdosa itu masuk ke dalam kehidupanku, dalam sekejap aku tidak menyadarinya, namun setelah mereka menyatakan perasaannya baru ku seperti terbangun dari mimpi, Kevin dan Yoga kedua laki-laki ini menyatakan cinta padaku dihari yang sama. Dan bodohnya aku tak bisa memilih mereka berdua, bodohnya aku menjadikan mereka sebagai kekasihku.
Kevin adalah seorang laki-laki dewasa yang begitu mengerti akan semua keadaanku, saat aku sedang bosan, malas atau butuh kasih sayang diapun selalu ada. dan Yoga adalah kakak kelas ku yang begitu perhatian padaku, itu yang membuatku jatuh hati padanya.

cerpen_ mencoba tinggalkan bayangan mu

0

Malam itu adalah malam pergantian tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah tahun baru,, euforia cantiknya kembang api mulai terasa di menit-menit pergantian tahun. Tidak banyak yang aku bisa lakukan di malam itu. Seperti putri di negri dongeng yang terkurung dalam khayalan-khayalan indah. Untuk ikut bernostalgia di malam tahun baru bersama teman-teman semasa SMA pun aku tak dapat izin dari sang bunda. Untuk hal seperti ini mamah selalu punya dua alasan. Alasan pertama, aku masih selalu di anggap anak kecil.


“nah lhoooo,,, aku kan udah umur 20 tahun mah, semester 5 lhoo aku, sekitar dua tahun lagi insyaallah aku lulus kuliah, gumamku dalam hati”.

Alasan kedua, suasana malam di kota sangat tidak baik, pergaulan di sana bahkan tidak pernah mengenal aturan.

“Hmmp,, ya ampuunn ini kan masih kota Serang mah bukan Jakarta,, toh aku juga bukan keluyuran sendiri yang gg jelas, tapi sama temen-temen yang sebagian besar udah mamah kenal dengan sangat baik, jawabku pelan”.

“iyah mamah tahu, tapi mamah yakin kamu paham betul makna dari alasan-alasan mamah, jawab mamah dengan bijak”.

Aku tidak bisa mendesak mamah untuk memberikan izin, aku takut mamah akan sedih bila ada bantahan di tengah perhatiannya,

cerpen_ANTARA AKU DAN ADIKKU

0


      Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"

Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

cerpen sedih..:( _Maaf ku harus pergi dari cinta mu

1


        Indahnya cinta kurasa , tetapi tak seindah yang kukira . malam semakin malam, tanpa ada dirimu disisi. ku mohon pada dirimu jangan dustai hati dan cintaku. Kasihku hanyalah dirimu , kasihku aku cinta padamu .Lembut nya embun pagi menyapa hati dan cintaku , seolah tak berhenti berharap akan cintamu. Manisnya cintamu dan indah senyum bibirmu menambah rasa cintaku kepada dirimu . 
dunia maya adalah awal cerita kita yang tak pernah kulupa sepanjang hidupku . perkenalan ku dengan dirinya membawa arti kebahagian dalam hidupku. Perbedaan pendapat membawa kita pada jurang kehancuran.                                                                                                                                                                    




     Maaf ini sudah menjadi keputusan ku dan harus pergi untuk kesekian kalinya , dan aku pun tak bisa berbuat apa – apa hanya kata maaf ku bisa ku ucapkan padamu.


cerpen cintaku bersemi di negri sakura

2

       Kepergian saudara kembarku tuk selamanya membuat hari-hariku kelabu. Setelah ibu membuka memoriku tentang saudara kembarku, Nida, barulah aku mempunyai semangat baru untuk hidup. Semasa hidupnya, cita-cita terbesar Nida adalah pergi ke Jepang. Kini aku berusaha untuk mewujudkannya. Harapan itu didukung dengan terpilihnya aku menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba kaligrafi Jepang bersama Kak Benny, kakak kelasku di sekolah.
Hasil yang memuaskan akhirnya ku dapat. 


Aku juara pertama sedangkan Kak Benny juara ke dua. Hadiah yang kami raih salah satunya ialah wisata ke Jepang. Aku sangat bahagia karena tercapai sudah apa yang aku inginkan dan Nida cita-citakan. Aku dan Kak Benny menikmati indahnya pemandangan di Taman Sakura. Saat itu hal yang tak ku sangka terjadi.
Di bawah pohon rindang, dengan dihiasi mekarnya bunga Sakura, naungan awan putih, dan sorotan mentari sore aku berdo’a untuk kebaikan kami dan Nida. Ku hadiahkan doa cintaku untuk Nida.

cerpen_bunga terakhir

0


 

Di pagi hari tepatnya di kebun bunga mawar terlihat seorang gadis manis sedang memetik bunga, dia adalah Sivia pemilik kebun bunga mawar tersebut. Sesekali dia melihat anak-anak yang sedang berangkat sekolah. Dia menatapnya sedih karena Sivia dari kecil hanya sekolah di rumah, semua itu karna penyakitnya. Setelah anak-anak menghilang Sivia hanya tersenyum namun sangat manis. “Sivia sayang sarapan dulu” panggil papanya.
 “Iya pah”jawab sivia. Sivia hanya tinggal bersama ayahnya, ibunya sudah meninggal karena penyakit kanker hati dan sekarang penyakit itu bersarang di tubuh Sivia. “Kamu kenapa Via?” tanya papanya saat di meja makan. “Via sedih pah dari kecil belum pernah sekolah”jawab Sivia sedih “Papa juga 

cerpen_pacarku kakak kelasku

0

Di sudut sekolah, nampak seorang cowok berseragam abu-abu yang sedang dipukuli oleh beberapa orang. Sepertinya mereka adalah kakak-kakak kelas yang sedang menggencet adik kelas mereka.
Tiba-tiba seorang cewek berlari ke arah mereka. Rambutnya panjang lurus sepunggung dan hitam kemilau, tingginya kira-kira 165 cm , matanya sipit dan kulitnya kuning langsat.
“hei apa-apaan kalian!” teriak cewek itu
 
 
Mereka menoleh dengan kaget. Salah satu diantaranya melangkah maju.
“Fily? Ngapain kamu disini?” tanyanya.
“Seharusnya aku yang nanya, ngapain kalian disini?” ujarnya sinis sembari memercingkan mata dan berkacak pinggang.
“Bukan urusan kamu!” bentak yang lainnya. “ Ya urusan aku dong, ini kan sekolah aku juga!” ujar fily tak mau kalah.
 

CERPEN_ AT THE ROMANTIC PARIS

0

   Selalu teringat dibenakku kejadian dua minggu yang lalu. Teringat akan senyuman tulus gadis itu juga kedua mata indahnya yang kugambarkan mirip dengan bulan terang di malam hari. Saat nyaris saja sebuah mobil menabrak gadis itu, dengan sigapnya aku menolong gadis yang tidak kuketahui namanya itu bak seorang pahlawan. Kejadian itu benar-benar membuatku gelisah sekarang. Ditambah pancaran sinar dari wajah cantik gadis itu yang membuatku tambah tak karuan. Bahkan hingga saat ini, aku masih saja terus gelisah memikirkan gadis cantik itu. Hingga saat ini, saat sesuatu yang tidak terduga datang lagi kepadaku..

        
Kupotret bangunan-bangunan di Kota Tua sore itu, semua orang yang lewat, para pedangang yang menanti pembeli datang. Hingga sesuatu yang tidak terduga itu terjadi. Diantara banyak orang-orang lewat sambil tertawa ria, aku melihat sosok wajah yang familiar. Ya, gadis itu. Gadis yang kutolong dua minggu lalu. Dia juga sedang asik mengabadikan kejadian-kejadian menarik di Kota Tua sore itu. Kemudian terukir sebuah senyuman dibibirku, dan aku pun berlari menghampiri gadis itu. “Hey!” sapaku. Gadis itu menoleh sambil tersenyum indah dengan tampang agak sedikit bingung dan ragu. “Dua minggu lalu, kita ketemu saat kamu mau ketabrak mobil. Udah inget sama aku?” tanyaku menjawab tanda tanya dipikiran gadis itu. Gadis itu kemudian tertawa sambil menganggukkan kepalanya.

cerpen : sebel dech punya cowok kurang perhatian...!

0

Aku Ryn...
Kelas XI jurusan IPA...
Aku termasuk cewek yang pendiam n cuek...
Walau aku cuek, tapi aku perhatian kok... :D

***

 2009. Tepatnya tiga tahun yang lalu...
HP-ku bergetar. Ada SMS masuk...
“Assalamu’alaikum...”
Sender : No name [+6285746423558]
“Wa’alaikumsalam... siapa...??”
Ga sampe lima menit, balasan datang.
“Aku Ardian... kelas IX.4... kalo kamu siapa...??”
“Gimana toh! SMS kok gatau orang yang dituju...?!” aku mulai sewot,
“Aku tau nomor kamu dari temenmu... tapi aku gatau nama kamu siapa...”
“Oh...” balasku singkat, tak dapat berkata kata.
“Kok cuma oh doang...?? kamu siapa...??”
“Ryn.” jawabku tetap singkat.
“OK, Ryn... kalo boleh jujur, aku suka sama kamu...”
“Heh! Kita ga pernah kenal... please dech..! jangan asal bilang suka..”
“Aku udah tau kamu kok..!”
Aku tak berniat membalas SMS Ardian. Aku letakkan HP-ku di laci. Baru beberapa menit, HP-ku bergetar lagi...
“Ryn...kok nggak bales...??”
Aku nggak merespon. Aku nggak pingin bales SMS dia.

cerpen_KETIKA CINTA HARUS PERGI

0

Perkenalan ku padanya memang tidak disengaja. Sungguh semua ini diluar dugaan,, betapa tidak...!! Ternyata Dia adalah adik dari teman Abang ku sendiri,,, ehm.... cukup mengejutkan, Dia mengenal Abang ku, dan Aku pun mengenal Abangnya,,. Tapi anehnya kami tidak saling mengenal. Sebuah Perkenalan melalui HaPe... Aku sering SMS-an dan berbagi cerita dengan Dia.


Pendek Cerita... kami pun berjanji untuk ketemuan. Sesuatu yang di tungggu-tunggu pun tiba. Sosok bertubuh sedikit kecil dan berpakaian sederhana menghampiriku, (persis seperti penampilan abangnya...)

Awal yang baik, kami melanjutkan pertemanan kami dengan sering jalan bareng. Waktu pun terasa cepat berlalu. Dia pindah keluar kota, karena mendapat pekerjaan baru. Aku pun sudah jarang bertemu dengannya. Kalau pun ada,, itu hanya sesekali... bila dia libur dan pulang kerumahnya.

CERPEN_kalau cinta emang gak kemana

0

Saat pulang sekolah, gue menunggu kakak gue menjemput, karena tadi pagi gue perginya di antar. So, pulangnya juga mesti kudu di jemput, banyak anak-anak yang udah pada pulang, tinggal gue lah yang sendirian. aduuuuh di mana sich, jadi njemput apa nggax. uuuuh capek, mana tadi gue udah nolak di antar sama Ferly lagi, padahal kalau nggax kan....
"chel. sendirian aja?" tanya anggi yang baru datang.
"enggax" jawab ku cepat.
"emang ama siapa lagi?" tanya anggi sambil mencari-cari orang yang mungkin bisa jadi temen ngobrol gue.
"ya ama loe lah, nggax lihat apa nie..." balas ku.
"iiiih loe tu ya, hobby banget buat gue sebel"
"he he he sengaja. eh ada apa nih, kok loe belum pulang"
"ada yang pengen gue omongin sama loe nih"
"0h yea? apaan tuch?"
"ada yang kirim salam sama loe"
"kirim salam? yaaahh..." jawab ku lemes.
"kenapa?" tanya anggi tampak bingung.
"cuma salam doank?" tanya ku tanpa menjawab pertanyaan anggi.
 

CERPEN_I LOVE YOU

0

 “Marsya, tau nggak loe. Di kampus kita ada mahasiswa baru. Mana sekelas lagi sama kita. Ya ampun, Keren gila bo’. Wajahnya itu lho, suwer deh nggak bakal malu – maluin buat di bawa kondangan” cerocos Angela antusias.
“Oh ya?” tanya Marsya terlihat sama sekali tidak tertarik. Komentar barusan juga hanya sekedar formalitas, membuat Angela memberengut sebel.
“Ih, gue serius juga” kata Anjela ngambek.
“Iya deh. Kalau dia memang sekeren itu terus kerenan  mana sama si galang?” tanya Marsya kemudian. Sengaja memberikan perbandingan sang pacar sahabatnya dengan harapan mulut gadis itu bisa segera tertutup.
“Nah justru itu keren nya sama. Baik wajah maupun style. Ya iya lah secara mereka kembar gitu lho” terang Angela.
Langkah Marsya terhenti. Menatap kearah Angela dengan tampang serius. Yang di tatap juga balik menatapnya.
“Loe serius?” tanya Marsa kemudian. “Jadi galang punya kembaran?” sambung Marsa lagi.
“Tentu saja bohong” balas Angela membuat Mulut marsa maju dua senti. Kesel karena di kerjain oleh sahabatnya yang satu itu.
“Lagian salah loe sendiri si. Gue ngomong panjang lebar sedari tadi di cuekin mulu”.
“Please deh, Angela. Loe kan udah punya pacar, la terus kenapa masih harus ngurusin cowok laen si. Pake muji – muji segala lagi. Kalau sampe Galang tau kan bisa gaswat”.
“Justru karena gue udah punya pacarlah makanya gue cerita in ke elo”.
“Maksutnya?” Tanya Marsya dengan kening berkerut saat mendapati senyum misterius di bibir sahabatnya.
 
 

cerpen-janji cinta

0

Chacha sedang memandangi langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkelip indah dilangit pada waktu malam itu. Ia sedang memikirkan mantan kekasihnya yang baru saja putus.
“tega banget sih dia sama aku, aku sangat mencintainya tapi kenapa dia meninggalkan aku untuk orang lain” curahan isi hatinya yang ia ceritakan pada teman cowoknya
“sudahlah mendingan kamu lupain dia dan kamu cari cowok lain” rizky (temannya)
“tapi kan riz, nyari cowok itu gak semudah yang kamu fikirkan” chacha
“memang apa sulitnya sih mencari penggantinya” rizky
“aku harus mencari seseorang yang benar-benar mencintai aku” chacha
“aku mencintai kamu” rizky
“gak usah bercanda deh” chacha
“aku serius, aku sayang sama kamu dan aku bisa jagain kamu seumur hidupku, kamu mau kan jadi kekasih aku” tatapan rizky tajam
“kalo memang kamu benar-benar sayang sama aku, oke lah aku mau” jawab chacha

cerpen-secangkir susu dan sepotong coklat

0




Matahari itu sayup seolah enggan bersinar. Lain halnya dengan suara ayam yang selalu ricuh di mana induk ayam saling berbagi makanan dengan anaknya. Sungguh, pagi itu tetap saja tampak indah . Ayah sudah berangkat kerja bu?. ‘’Tanya Renata yang baru saja bangun tidur’’. Sudah.., kamu ini lo gadis kog bangunnya siang, mbok ya bangun pagi bantuin ibumu ini masak wong biasanya 


juga bantuin. Badanku kurang enak bu, tadi malam ndak bisa tidur, hem...entahlah bu kog aku sekarang kurang semangat.  Sudah....sudah pasti gara-gara pacar, iya to? Mbok ya kamu itu ndak usah maksa diri begitu. Kalau memang Dimas udah ndak cocok sama kamu buat apa dipertahankan? Ibu juga pernah muda nak...., tapi ibu tahu lelaki mana yang bisa dipertahankan dan lelaki mana yang tidak bisa dipertahankan. coba kamu belajar dari ibumu, dulu sewaktu ayahmu 

CERPEN- Gara-gara cinta kamu

0


“Jika menurutmu, mencintaimu adalah sebuah kesalahan maka aku ingin membenarkan bahwa mencintaimu adalah kebenaran dalam hidupku. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, selama dan sebanyak yang aku inginkan. Kenapa kau tidak menginginkannya? Jika alasanmu adalah karena kau tidak menyukaiku, maka akan kubuat kau menyukaiku. Bagaimana pun caranya.”
Hani sedang duduk sendiri di taman, orang-orang berlalu lalang di dekatnya. Ia nampak tidak peduli dengan sekitarnya, ia bahkan tak bergeming atau menoleh sebentar ketika seorang perempuan berteriak “Copet”. Ia sungguh tak peduli. Orang-orang sibuk mendekati perempuan itu, namun ia hanya menatap ke depan. Menatap jauh dan mungkin tak menatap apa-apa. Kosong.
Sejak peristiwa setahun lalu, ia menjadi pendiam. Bahkan cenderung menutup diri dan menghindari pertanyaan beberapa teman atau keluarga yang mencemaskan keadaannya. Teman-temannya menjadi khawatir terlebih keluarganya. Hani yang dulunya adalah seorang remaja periang, selalu terlihat ceria, kini seolah-olah bagai mayat hidup. Jangankan tertawa lepas seperti dulu bersama teman-temannya, tersenyum pun hampir tidak pernah. Hanya sesekali ujung bibirnya nampak seperti melukis senyum, namun seketika berubah lagi menjadi dingin dan kosong.
Berbagai macam cara dilakukan orang tuanya, agar Hani bisa kembali seperti Hani yang dulu. Hani sebelum peristiwa satu tahun lalu itu. Ibunya mengundang teman-temannya untuk datang menemaninya, mengadakan pesta kecil-kecilan semua itu agar Hani bisa tersenyum lagi. Tapi semua usaha yang dilakukan orang tuanya menjadi sia-sia. Hani tak ubahnya seorang remaja yang kehilangan jati diri dan bahkan kehidupannya.

cerpen-GARA-GARA CINTA

0


     Vinka sibuk menghitung satu persatu benda yang ada dihadapannya. Tujuh, delapan, sembilaann…. Yupz! Ia menjentikan jarinya. Kemudian ia bergegas mencari sesuatu didalam laci almari kamarnya. Ia mendapatkan yang ia cari. Iapun langsung menyelidiki isi didalamnya. Tinggal delapan puluh tujuh ribu empat ratus rupiah yang masih tersisa di dompetnya.
                Vinka membulatkan tekadnya untuk yang kesekian kalinya. Ia segera mengambil jaket dan mulai mengenakannya. Kali ini ia benar-benar harus mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia ingin menggenapkan hitungannya menjadi sepuluh. Ia keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Ia jinjitkan kedua kakinya agar tidak menghasilkan suara apapun. Tapi, sial ! ia selalu saja ketahuan.
                “mau kemana lagi kamu?” sapa ibunya mengejutkan Vinka.
                “anuuu, emm, eng,” Vinka berpikir keras. Alasan apalagi yang harus ia berikan agar Ibunya percaya.  Ia menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.  “mau ketemu temen, Mam.” Jawabnya mantap.
                “mau ketemu temen kok bajunya casual gitu. Yang cantik dong.” Sanggah ibunya sambil meneliti Vinka dari ujung rambut sampai kaki. “Vinka… kamu kan cewe sayang. Anak perempuan mama satu-satunya. Masa penampilan kamu ogah-ogahan kaya cowok gini, sih?!” omel ibunya dengan nada sedih.
                “mam, please deh. Lagian Cuma mau ketemu temen aja kok. Kenapa harus rapi-rapi sih!”
                “mama tau! kamu bukan mau ketemu temen kan?” ujar ibunya menyelidik. “hmm.. lagi-lagi. Mau berapa banyak sih bola basket yang kamu koleksi? Mama sampe pusing tau ngga, liat anak permpuan mama kaya gini.”
                “mam, dibalik hobi Vinka yang kecowo-cowoan, Vinka juga masih punya sisi feminine kok. Kalo dipersen, mungkin kefemininan Vinka 70% lah.” Kilah Vinka menjelaskan. “udah yam mam, Vinka pergi dulu. Dah, mam! “ pamitnya sambil berlalu pergi setelah mencium punggung tangan ibunya.
                Ibunya hanya geleng-geleng kepala memperhatikan tingkah laku anak gadisnya.


                ****


Vinka sampai di CPM ( toko yang menyediakan perlengkapan olahraga ). Dengan ramah para pramu niaga menyapanya.  Para pramu niaga toko sudah tidak asing dengan wajah Vinka. Vinka memang sudah menjadi pelayan tetapnya sejak sepuluh bulan yang lalu. Bahkan mereka sudah tau apa yang akan Vinka beli disana. Dengan ramah, mereka menawarkan beberapa jenis bola basket keluaran terbaru. Seperti yang selalu Vinka tanyakan jika datang kesana.
                Vinka mengamati setiap label harga yang tertera pada masing-masing bola basket yang dipajang disana. Lagi-lagi Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.  Ia mengeluarkan uang dari saku celananya kemudian menghitungnya sambil mengamati kembali label-label harga yang tertera. Matanya tertuju pada salah satu bola basket yang dipajang disana. Unik! Terjangkau. Walaupun barang lama. Pikirnya.  
                Tak ambil pusing, dengan segera ia mengambil bola basket yang ia suka kemudian menyerahkannya ke kasir. Setelah proses pembayaran usai, Vinka tidak langsung pulang kerumah. Seperti biasa ia datang ketaman tempat biasa ia bermain basket.
                Ia mulai mendribling bolanya daaaannn shoot. Tiba-tiba ia menghentikan permainannya. Ia amati bola basketnya. Ia mendapati gambar sepasang mata disana.Tatapannya cool. Biarpun Cuma gambar. Like a real eyes! Teliti batinnya. Vinka semakin meneliti bola basketnya. Terpampang jelas tulisan bertinta hitam tebal pada bola basketnya. Ia mulai membacanya.
Hai ! gue Olav. Send me back.
Vinka semakin penasaran dengan sipenulisnya. Akhirnya Ia melakukankan ide gilanya. Ia kembali ke CPM. Setelah sampai kembali disana, ia  beranikan diri meminjam spidol hitam permanen pada pramu niaga yang ada disana. Ia mulai menggambar sepasang matanya pada bola basketnya. Para pramu niaga terheran-heran dibuatnya. Kemudian Vinka mulai menulis dibawah tulisan yang diduga tulisan sipemilik asli bola basket yang baru ia beli.
Hai ! gue Vinka. Send me back.
Setelah selesai, Vinka memberikannya pada pramu niaga yang barusan meminjamkannya spidol.
“mba, gue titip ini ya. Tapi jangan dipajang. Kalo misalnya ada orang yang nanyain laku atau belumnya bola basket yang dia jual kesini. Mba Tanya namanya, kalo namanya Olav. Berarti bener, dia pemilik bola basket ini sebelumnya. Trus mba kasihin deh bola basket ini.” Jelas Vinka panjang lebar.
Pramu niaga itu hendak menolak. Namun Vinka sama sekali tidak memberikannya kesempatan untuk bicara. “please, mba. Jangan nolak. Udah ya mba, besok gue kesini lagi.” Ujar Vinka yang langsung pergi begitu saja.
*****