CERPEN_kalau cinta emang gak kemana

0

Saat pulang sekolah, gue menunggu kakak gue menjemput, karena tadi pagi gue perginya di antar. So, pulangnya juga mesti kudu di jemput, banyak anak-anak yang udah pada pulang, tinggal gue lah yang sendirian. aduuuuh di mana sich, jadi njemput apa nggax. uuuuh capek, mana tadi gue udah nolak di antar sama Ferly lagi, padahal kalau nggax kan....
"chel. sendirian aja?" tanya anggi yang baru datang.
"enggax" jawab ku cepat.
"emang ama siapa lagi?" tanya anggi sambil mencari-cari orang yang mungkin bisa jadi temen ngobrol gue.
"ya ama loe lah, nggax lihat apa nie..." balas ku.
"iiiih loe tu ya, hobby banget buat gue sebel"
"he he he sengaja. eh ada apa nih, kok loe belum pulang"
"ada yang pengen gue omongin sama loe nih"
"0h yea? apaan tuch?"
"ada yang kirim salam sama loe"
"kirim salam? yaaahh..." jawab ku lemes.
"kenapa?" tanya anggi tampak bingung.
"cuma salam doank?" tanya ku tanpa menjawab pertanyaan anggi.
 

CERPEN_I LOVE YOU

0

 “Marsya, tau nggak loe. Di kampus kita ada mahasiswa baru. Mana sekelas lagi sama kita. Ya ampun, Keren gila bo’. Wajahnya itu lho, suwer deh nggak bakal malu – maluin buat di bawa kondangan” cerocos Angela antusias.
“Oh ya?” tanya Marsya terlihat sama sekali tidak tertarik. Komentar barusan juga hanya sekedar formalitas, membuat Angela memberengut sebel.
“Ih, gue serius juga” kata Anjela ngambek.
“Iya deh. Kalau dia memang sekeren itu terus kerenan  mana sama si galang?” tanya Marsya kemudian. Sengaja memberikan perbandingan sang pacar sahabatnya dengan harapan mulut gadis itu bisa segera tertutup.
“Nah justru itu keren nya sama. Baik wajah maupun style. Ya iya lah secara mereka kembar gitu lho” terang Angela.
Langkah Marsya terhenti. Menatap kearah Angela dengan tampang serius. Yang di tatap juga balik menatapnya.
“Loe serius?” tanya Marsa kemudian. “Jadi galang punya kembaran?” sambung Marsa lagi.
“Tentu saja bohong” balas Angela membuat Mulut marsa maju dua senti. Kesel karena di kerjain oleh sahabatnya yang satu itu.
“Lagian salah loe sendiri si. Gue ngomong panjang lebar sedari tadi di cuekin mulu”.
“Please deh, Angela. Loe kan udah punya pacar, la terus kenapa masih harus ngurusin cowok laen si. Pake muji – muji segala lagi. Kalau sampe Galang tau kan bisa gaswat”.
“Justru karena gue udah punya pacarlah makanya gue cerita in ke elo”.
“Maksutnya?” Tanya Marsya dengan kening berkerut saat mendapati senyum misterius di bibir sahabatnya.
 
 

cerpen-janji cinta

0

Chacha sedang memandangi langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkelip indah dilangit pada waktu malam itu. Ia sedang memikirkan mantan kekasihnya yang baru saja putus.
“tega banget sih dia sama aku, aku sangat mencintainya tapi kenapa dia meninggalkan aku untuk orang lain” curahan isi hatinya yang ia ceritakan pada teman cowoknya
“sudahlah mendingan kamu lupain dia dan kamu cari cowok lain” rizky (temannya)
“tapi kan riz, nyari cowok itu gak semudah yang kamu fikirkan” chacha
“memang apa sulitnya sih mencari penggantinya” rizky
“aku harus mencari seseorang yang benar-benar mencintai aku” chacha
“aku mencintai kamu” rizky
“gak usah bercanda deh” chacha
“aku serius, aku sayang sama kamu dan aku bisa jagain kamu seumur hidupku, kamu mau kan jadi kekasih aku” tatapan rizky tajam
“kalo memang kamu benar-benar sayang sama aku, oke lah aku mau” jawab chacha

cerpen-secangkir susu dan sepotong coklat

0




Matahari itu sayup seolah enggan bersinar. Lain halnya dengan suara ayam yang selalu ricuh di mana induk ayam saling berbagi makanan dengan anaknya. Sungguh, pagi itu tetap saja tampak indah . Ayah sudah berangkat kerja bu?. ‘’Tanya Renata yang baru saja bangun tidur’’. Sudah.., kamu ini lo gadis kog bangunnya siang, mbok ya bangun pagi bantuin ibumu ini masak wong biasanya 


juga bantuin. Badanku kurang enak bu, tadi malam ndak bisa tidur, hem...entahlah bu kog aku sekarang kurang semangat.  Sudah....sudah pasti gara-gara pacar, iya to? Mbok ya kamu itu ndak usah maksa diri begitu. Kalau memang Dimas udah ndak cocok sama kamu buat apa dipertahankan? Ibu juga pernah muda nak...., tapi ibu tahu lelaki mana yang bisa dipertahankan dan lelaki mana yang tidak bisa dipertahankan. coba kamu belajar dari ibumu, dulu sewaktu ayahmu 

CERPEN- Gara-gara cinta kamu

0


“Jika menurutmu, mencintaimu adalah sebuah kesalahan maka aku ingin membenarkan bahwa mencintaimu adalah kebenaran dalam hidupku. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, selama dan sebanyak yang aku inginkan. Kenapa kau tidak menginginkannya? Jika alasanmu adalah karena kau tidak menyukaiku, maka akan kubuat kau menyukaiku. Bagaimana pun caranya.”
Hani sedang duduk sendiri di taman, orang-orang berlalu lalang di dekatnya. Ia nampak tidak peduli dengan sekitarnya, ia bahkan tak bergeming atau menoleh sebentar ketika seorang perempuan berteriak “Copet”. Ia sungguh tak peduli. Orang-orang sibuk mendekati perempuan itu, namun ia hanya menatap ke depan. Menatap jauh dan mungkin tak menatap apa-apa. Kosong.
Sejak peristiwa setahun lalu, ia menjadi pendiam. Bahkan cenderung menutup diri dan menghindari pertanyaan beberapa teman atau keluarga yang mencemaskan keadaannya. Teman-temannya menjadi khawatir terlebih keluarganya. Hani yang dulunya adalah seorang remaja periang, selalu terlihat ceria, kini seolah-olah bagai mayat hidup. Jangankan tertawa lepas seperti dulu bersama teman-temannya, tersenyum pun hampir tidak pernah. Hanya sesekali ujung bibirnya nampak seperti melukis senyum, namun seketika berubah lagi menjadi dingin dan kosong.
Berbagai macam cara dilakukan orang tuanya, agar Hani bisa kembali seperti Hani yang dulu. Hani sebelum peristiwa satu tahun lalu itu. Ibunya mengundang teman-temannya untuk datang menemaninya, mengadakan pesta kecil-kecilan semua itu agar Hani bisa tersenyum lagi. Tapi semua usaha yang dilakukan orang tuanya menjadi sia-sia. Hani tak ubahnya seorang remaja yang kehilangan jati diri dan bahkan kehidupannya.

cerpen-GARA-GARA CINTA

0


     Vinka sibuk menghitung satu persatu benda yang ada dihadapannya. Tujuh, delapan, sembilaann…. Yupz! Ia menjentikan jarinya. Kemudian ia bergegas mencari sesuatu didalam laci almari kamarnya. Ia mendapatkan yang ia cari. Iapun langsung menyelidiki isi didalamnya. Tinggal delapan puluh tujuh ribu empat ratus rupiah yang masih tersisa di dompetnya.
                Vinka membulatkan tekadnya untuk yang kesekian kalinya. Ia segera mengambil jaket dan mulai mengenakannya. Kali ini ia benar-benar harus mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia ingin menggenapkan hitungannya menjadi sepuluh. Ia keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Ia jinjitkan kedua kakinya agar tidak menghasilkan suara apapun. Tapi, sial ! ia selalu saja ketahuan.
                “mau kemana lagi kamu?” sapa ibunya mengejutkan Vinka.
                “anuuu, emm, eng,” Vinka berpikir keras. Alasan apalagi yang harus ia berikan agar Ibunya percaya.  Ia menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.  “mau ketemu temen, Mam.” Jawabnya mantap.
                “mau ketemu temen kok bajunya casual gitu. Yang cantik dong.” Sanggah ibunya sambil meneliti Vinka dari ujung rambut sampai kaki. “Vinka… kamu kan cewe sayang. Anak perempuan mama satu-satunya. Masa penampilan kamu ogah-ogahan kaya cowok gini, sih?!” omel ibunya dengan nada sedih.
                “mam, please deh. Lagian Cuma mau ketemu temen aja kok. Kenapa harus rapi-rapi sih!”
                “mama tau! kamu bukan mau ketemu temen kan?” ujar ibunya menyelidik. “hmm.. lagi-lagi. Mau berapa banyak sih bola basket yang kamu koleksi? Mama sampe pusing tau ngga, liat anak permpuan mama kaya gini.”
                “mam, dibalik hobi Vinka yang kecowo-cowoan, Vinka juga masih punya sisi feminine kok. Kalo dipersen, mungkin kefemininan Vinka 70% lah.” Kilah Vinka menjelaskan. “udah yam mam, Vinka pergi dulu. Dah, mam! “ pamitnya sambil berlalu pergi setelah mencium punggung tangan ibunya.
                Ibunya hanya geleng-geleng kepala memperhatikan tingkah laku anak gadisnya.


                ****


Vinka sampai di CPM ( toko yang menyediakan perlengkapan olahraga ). Dengan ramah para pramu niaga menyapanya.  Para pramu niaga toko sudah tidak asing dengan wajah Vinka. Vinka memang sudah menjadi pelayan tetapnya sejak sepuluh bulan yang lalu. Bahkan mereka sudah tau apa yang akan Vinka beli disana. Dengan ramah, mereka menawarkan beberapa jenis bola basket keluaran terbaru. Seperti yang selalu Vinka tanyakan jika datang kesana.
                Vinka mengamati setiap label harga yang tertera pada masing-masing bola basket yang dipajang disana. Lagi-lagi Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.  Ia mengeluarkan uang dari saku celananya kemudian menghitungnya sambil mengamati kembali label-label harga yang tertera. Matanya tertuju pada salah satu bola basket yang dipajang disana. Unik! Terjangkau. Walaupun barang lama. Pikirnya.  
                Tak ambil pusing, dengan segera ia mengambil bola basket yang ia suka kemudian menyerahkannya ke kasir. Setelah proses pembayaran usai, Vinka tidak langsung pulang kerumah. Seperti biasa ia datang ketaman tempat biasa ia bermain basket.
                Ia mulai mendribling bolanya daaaannn shoot. Tiba-tiba ia menghentikan permainannya. Ia amati bola basketnya. Ia mendapati gambar sepasang mata disana.Tatapannya cool. Biarpun Cuma gambar. Like a real eyes! Teliti batinnya. Vinka semakin meneliti bola basketnya. Terpampang jelas tulisan bertinta hitam tebal pada bola basketnya. Ia mulai membacanya.
Hai ! gue Olav. Send me back.
Vinka semakin penasaran dengan sipenulisnya. Akhirnya Ia melakukankan ide gilanya. Ia kembali ke CPM. Setelah sampai kembali disana, ia  beranikan diri meminjam spidol hitam permanen pada pramu niaga yang ada disana. Ia mulai menggambar sepasang matanya pada bola basketnya. Para pramu niaga terheran-heran dibuatnya. Kemudian Vinka mulai menulis dibawah tulisan yang diduga tulisan sipemilik asli bola basket yang baru ia beli.
Hai ! gue Vinka. Send me back.
Setelah selesai, Vinka memberikannya pada pramu niaga yang barusan meminjamkannya spidol.
“mba, gue titip ini ya. Tapi jangan dipajang. Kalo misalnya ada orang yang nanyain laku atau belumnya bola basket yang dia jual kesini. Mba Tanya namanya, kalo namanya Olav. Berarti bener, dia pemilik bola basket ini sebelumnya. Trus mba kasihin deh bola basket ini.” Jelas Vinka panjang lebar.
Pramu niaga itu hendak menolak. Namun Vinka sama sekali tidak memberikannya kesempatan untuk bicara. “please, mba. Jangan nolak. Udah ya mba, besok gue kesini lagi.” Ujar Vinka yang langsung pergi begitu saja.
*****

ada cinta dalam persahabatan

0


Hay , Guys .. Welcome to My blog ,,
jika mempunyai waktu kosong, boleh dong baca cerpen ini ..
iseng2 berhadiah lho, siapa tau tertarik :)
Cerpen ini karya => Annisa Ilma Naviardianty
mari di baca, semoga bermanfaat amiin :)



CEKIDOT !!


ADA CINTA DALAM PERSAHABATAN

     Sudah lebih dari 10 menit, aku berdiri di depan komplek Menunggu  seseorang . dengan pakaian putih+biru yang aku kenakan. Yah, aku menunggu sahabatku yang bernama Ozy untuk berangkat sekolah bersama.

“ Cha, kok tumben belum berangkat? Ozynya mana” tiba-tiba kedua temanku datang  menyapaku.

“ gatau nih, lama banget udah lebih dari 10 menit aku nunggu Ozy” jawabku dengan nada sedikit kesal

“ yahh, padahal 15 menit lagi bel bunyi loh Cha, mau bareng kita atau masih tunggu Ozy?” kata temanku yang bernama Nova.

“ iya Cha dari pada lo nunggu sii Oji nanti telat loh!” sambung temanku yang lain yang bernama Ray.

“ boleh deh, aku mau gonceng Ray ya aku takut jatoh kalo di gonceng Nova hheheh” akhirnya aku berangkat bareng dengan mereka.

Sebagian besar siswa siswi di Sekolahku membawa sepeda tapi tidak dengan aku, aku takut yang namanya mengendarai sepeda, makanya setiap hari aku bareng Ozy di gonceng dengan sepedanya.
Ketika setengah perjalanan, tiba tiba.....

“ Achaaaaaaaaaaaa tungguinnnn.........” dari belakang terdengar suara terikan Ozy ternyata benar di belakang terllihat Ozy yang mengayuh sepedanya sangat kencang untuk mengejar kami. Aku pun memberi intruksi kepada Ray untuk memghentikan perjalanan nova pun ikut berhenti.

“ Enghhahuhhahahuuhuahhhhh.. Acha kok tinggali aku?” kata Ozy terengah engah.

 

cerpen cintaku ke pentok got

0


Zaenab adalah seorang gadis tomboy. Kebiasaan Zaenab yang suka pulang larut malam karena ngeronda, membuat enyak dan babehnya kesal. Kenapa tidak, karena mereka tidak suka melihat anak perempuan satu-satunya ngeronda di kampung Betawi
“ Nab. . elu kagak salah ngeronda terus setiap malem. . ?” tanya babeh  Jamil kepada Zaenab.
“ Kagak beh. . apanya yang salah. . kagak ade yang salah. . aye emang demen ngeronda malem, abis aye kagak bisa tidur sih. . hehehe. . “ jawab Zaenab sambil cengengesan.
“ Nab. . Nab. . elu pan perempuan, mana pantes lu ikutan nimbrung di tempat ronda ma bocah laki. . “ jawab balik babeh sambil menghela napas panjang.
“ Biarin napa beh. . sekalian gitu beh cari jodoh buat aye. . abis aye pengen banget kawin beh. . hehehe. . udah dulu ya beh. . aye mau mandi dulu, bau asem nih badan aye. . “ jawab balik Zaenab sambil berlari meninggalkan babeh.
Melihat Zaenab yang seperti itu, babeh Jamil hanya bisa sabar dan sabar mengurus anak satu-satunya itu. Dalam hati babeh Jamilpun, ia berharap, Zaenab bisa merubah sifat aneh bin eror itu, dan bisa berubah menjadi gadis anggun, sholehah dan muslimah.
Saat babeh selesai menggerutu dalam hati karena anaknya, ia langsung duduk di kursi goyangnya, ditemani secangkir kopi panas yang sudah disediakan oleh istri tercintanya.

***
Setelah hampir satu jam Zaenab main air alias mandi, ia langsung memakai baju andalannya yakni kaos oblong dan celana jeans pendek. Belum lagi dengan rambut brondong seperti laki-laki. Melihat Zaenab berpenampilan seperti itu, enyak Fatimah langsung menarik Zaenab masuk ke kamar dan memberikan sebuah plastic yang berisi pakaian muslim, yakni Jilbab dan kerudung.
“ Nab. . sini lu. . “ pinta enyak Fatimah sambil menarik tangan Zaenab.
“ Kenapa si nyak. . aye mau main sama temen-temen aye. . udah pada nunggu noh di luar. . “ pinta Zaenab sambil melihat teman-temannya. Tapi tetap saja enyak Fatimah menarik Zaenab ke kamarnya, setelah itu, enyak Fatimah langsung mengunci pintu kamarnya dan menyimpan kuncinya itu di kantong saku depannya, ia melakukan itu agar Zaenab tidak bisa kabur.
“ Nih lu pake. . enyak kagak demen lu pake baju kaya gitu. . lu pan perempuan, lu lebih pantes dan sopan pake baju ntu. . “ terang enyak Fatimah kepada anaknya, sedangkan Zaenab langsung sibuk membuka plastic yang berisi baju itu. Saat plastic itu sudah ia buka, ia langsung terkaget saat melihat baju panjang biru yang mirip seperti baju daster.

cerpen kepentok cinta kakak kelas

0

 Nama Gue Namira. Gue anak seorang dokter. Umur Gue 17 Tahun dan hobi Gue ngobrol dan cerita apa ajah sama temen-temen yang sayang sama Gue. Gue orangnya cerewet. Kata temen-temen Gue sih. Kalau Gue lagi berbicara sudah seperti bebek yang nyari induknya. Hehehe....
“Pindah Sekolah adalah hal yang menyebalkan buat Gue. Bayangin ajah sudah lima kali Gue pindah sekolah. Dari SD, sampai SMP. Adowh... adowh berapa kali lagi nih Gue musti pindah sekolah?.
Gue pindah sekolah dari derah yang satu ke daerah yang lain. Mulai dari Bogor, Semarang, Bali, Cirebon, dan Jakarta. Maklum ajah Orang Tua Gue dokter yang sering dipindah tugaskan kemana-mana. 
Sekarang sih Gue sudah SMA.. Jadi, kata Nyokap Gue, Gue gak akan pindah lagi. Karena bokap Gue gak akan dipindah tugaskan. Huhhh... Akhirnya sekarang Gue sekolah di Jakarta.”

Add caption

Ini hari pertama masuk sekolah. Cuacanya cerah! Terlihat dari kanan kiri jalan sekolah yang ramai oleh siswa-siswinya. Banyak yang berkomentar sekolah ini adalah sekolah favorit di Jakarta. Betapa beruntungnya Namira. 
Tapi bagi Namira, Sekolah favorit atau tidak, yang penting adalah pendidikannya. Bukan dari favorit atau tidaknya sebuah sekolah. 

Yang ada dipikiran Namira sekarang adalah bagaimana cara mendekatkan diri pada lingkungan sekolah yang baru ini. 
Biasanya pertama kali masuk sekolah baru, mereka saling tidak bertanya. Hal itu dikarenakan belum saling mengenal. Ini nihhh... yang sangat tidak disukai oleh Namira. 
Pertama masuk sekolah baru pasti ada yang namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa.