skip to main |
skip to sidebar
CINTA GAK MESTI CINTA MONYET
Tidak ada yang tahu pasti kapan mulai
muncul istilah cinta monyet. Pada era 70an atau tahun 80an konon
istilah ini sudah mulai ada. Cinta monyet pada saat itu lebih merujuk
pada kisah cinta remaja yang masih malu-malu. Usia yang dianggap belum pantas memulai hubungan cinta. Pada saat itu Masyarakat, orang tua, guru melarang hubungan cinta diantara remaja. Usia remaja dianggap belum pantas memulai suatu hubungan dengan lawan jenis. Jadilah mereka menjalin hubungan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Diary (buku harian) dan surat cinta adalah media yang digunakan untuk mengespresikan perasaan. Tidak ada yang menganggap serius hubungan cinta diantara dua remaja. Cinta sesaat yang mudah menguap dan
hilang begitu saja sejalan dengan perjalanan usia mereka. Gaya pacaran
pun hanya sebatas bertemu, ngobrol dan makan di suatu tempat. Pegangan
tangan merupakan hal yang sudah sangat romantis.
Namun itu adalah cerita cinta monyet jaman dulu. Bagaimana dengan cinta monyet jaman sekarang?
Remaja
dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih besar ketimbang jaman remaja
orang tua mereka. Penetrasi budaya barat yang sangat masif dan teknologi
yang semakin berkembang membuat perilaku sex bebas semakin permisif diantara mereka. Film, majalah, website bertema
pornografi sangat mudah di akses. Tak heran jika belakangan ini banyak
beredar rekaman video atau foto hubungan mesum para remaja lewat telepon
genggam dan internet. Tak ada lagi rasa malu pada
sebagian remaja itu. Mereka seakan bangga dengan perilaku yang mereka
pertontonkan. Hamil diluar nikah sudah sering kita dengar bahkan sudah
menjadi hal yang biasa. Remaja hamil, ya tinggal di nikahkan saja,
meskipun seringkali masalah pasca pernikahan justru lebih besar lagi.
Usia pernikahan anak-anak jaman sekarang sudah tentu berbeda dengan remaja jaman dulu. Dulu lazim menikahkan anak pada
usia 18-20 tahun bahkan lebih muda lagi. Jarak antara pubertas pertama
mereka dengan usia pernikahan tidak terlalu jauh. Bandingkan dengan
kondisi jaman sekarang. Selepas SMU mereka masih harus menempuh
pendidikan tinggi, paling tidak tiga sampai lima tahun. Rentang waktu yang cukup panjang dalam menunggu saat yang pas untuk menikah. Ditambah lagi lingkungan
pergaulan dan media pornografi yang begitu mudah di akses. Menambah
daftar panjang godaan untuk melakukan sex pra nikah.
Data
dari BKKBN yang dirilis tahun 2010 lalu bisa menunjukan perilaku yang
sangat menghawatirkan tersebut. Di Jabodetabek 51 % remaja telah
melakukan hubungan sex pra nikah, di Surabaya 54 %, Bandung 47 %, medan 52 %, Yogyakarta 37 %. Data di kota-kota besar ini ditengarai juga terjadi di kota-kota kecil.
Gaya pacaran para ABG jaman sekarang bisa kita lihat di mal - mal, atau
di gedung-gedung bioskop. Mereka tak malu mengumbar kemesraan. Pelukan
dan ciuman merupakan ekspresi yang mereka anggap wajar, sebagai
perwujudan rasa cinta. Belum lagi gaya berbusana yang mereka kenakan. Jika di ruang public saja mereka sudah seberani itu bagaimana jika di tempat sepi, tentu bisa lebih jauh lagi.
Kondisi kejiwaan yang masih labil membuat banyak remaja mudah terjebak dalam pergaulan
yang tidak bertanggung jawab. Tak heran jika banyak diantara mereka
yang free sex juga terjerat oleh narkoba sampai prostitusi. Saat semua sudah terjadi, nasib kelam sudah dapat dipastikan akan mereka alami.
Kurangnya penghargaan terhadap tubuh mereka sendiri di tengarai berhubungan dengan Minimnya
pengetahuan mengenai dampak negative sex pra nikah. Pendidikan sex
disekolah-sekolah pun sampai saat ini masih menuai pro dan kontra.
Sebagian kalangan memandang perlu dengan alasan memberikan pengetahuan yang benar tentang
sex kepada remaja. Sebagian lain yang kontra beranggapan bahwa sex
tidak usah diajarkan karena merupakan naluri alamiah dari manusia.
Justru pelajaran moral (agama) yang lebih penting di tanamkan.
Apapun
alasan nya yang jelas fenomena free sex dikalangan remaja merupakan hal
yang cukup mengkhawatirkan. Bentengi anak-anak kita dengan iman dan
kasih sayang keluarga, karena Tantangan kedepan akan semakin berat.
Orang tua yang mempunyai anak remaja perlu berhati-hati, karena cinta
monyet tidak lagi seperti ketika kita remaja dulu. Cinta monyet sudah
tidak lagi malu-malu, malah bisa malu-maluin kalau tidak diawasi.
0 comments:
Post a Comment