cerpen_pacarku kakak kelasku

Di sudut sekolah, nampak seorang cowok berseragam abu-abu yang sedang dipukuli oleh beberapa orang. Sepertinya mereka adalah kakak-kakak kelas yang sedang menggencet adik kelas mereka.
Tiba-tiba seorang cewek berlari ke arah mereka. Rambutnya panjang lurus sepunggung dan hitam kemilau, tingginya kira-kira 165 cm , matanya sipit dan kulitnya kuning langsat.
“hei apa-apaan kalian!” teriak cewek itu
 
 
Mereka menoleh dengan kaget. Salah satu diantaranya melangkah maju.
“Fily? Ngapain kamu disini?” tanyanya.
“Seharusnya aku yang nanya, ngapain kalian disini?” ujarnya sinis sembari memercingkan mata dan berkacak pinggang.
“Bukan urusan kamu!” bentak yang lainnya. “ Ya urusan aku dong, ini kan sekolah aku juga!” ujar fily tak mau kalah.
 
“Diam! Cewek lemah kayak kamu gak perlu ikut campur!” hardik Karma, ketua geng mereka
“oh..gitu, jadi kalian mau aku laporin tindakan kalian ini ke kepala sekolah?iya?Inget, perbuatan kalian ini udah termasuk kegiatan kriminal! Aku bisa aja teriak dan suruh temen-temen yang lain buat nglaporin tindakan kalian semua ke polisi!”
Ketiga cowok itu seketika pucat. Karma mengisyaratkan kepada kedua orang kawannya untuk pergi dari situ. Fily lalu menghampiri cowok itu dan memapahnya.Lalu ia membawanya ke UKS.
“Kok kamu sampe bisa dipukulin ama mereka sih?” tanya fily sembari mengompres luka lebam di pipi cowok itu, cowok itu hanya menggeleng. “Aku Fily anak kelas 3 IPA2. Kamu siapa?” tanyanya lagi
“Aku, Jibran anak kelas 2 IPA2,” jawab jibran singkat.
“Adik kelas aku donk!” sahutnya seraya tersenyum, menimbulkan lekukan pada pipi kirinya yang membuat efek manis pada wajahnya.
0000000
‘”Aduh! Mang  junet mana sih? Kok belum datang juga,” gerutu Fily seraya menengok ke arah arlojinya.
Tiba-tiba sebuah MOGE atau biasa disebut motor gede berwarna hijau berhenti di hadapannya. Sang empunya motor berjalan kearahnya.
“Kok kamu belum pulang?” tanya jibran sambil membuka helmya.
Filly terpana menatapnya. Jibran tampak sangat keren dengan jaketnya
“Hei! Kok bengong sih?” tanya jibran lagi.  “eh, oh iya. Tadi kamu nanya apa?” jawab Fily tergagap-gagap.
“Aku nanya, kok kamu belum pulang?”  “oh.. aku lagi nunggu supir. Udah dari tadi nih,” Fily mengeluh.
“ Bareng aku aja,yuk!” tawar jibran
“Tapi…. Supir aku gimana?” Fily mulai bimbang namun di hatinya mulir muncul sepercik kegembiraan.
“Udah cuek aja!” jibran langsung menarik lengan fily.
0000000
Setelah kejadian pemukulan itu, Fily dan Jibran semakin dekat. Jibran sering mengantar Fily pulang, dia juga sering mengajak Fily jalan-jalan.
“ Resty, salah gak sih kalo kita naksir ma adik kelas?” tanya Fily pada Resty sahabatnya saat makan di kantin.
Resty yang sedang mengunyah bakso jadi tersedak. Ia buru-buru meneguk  minumannya . Matanya terbelalak.
“What? Kamu pacaran sama adik kelas?”
“Aduh.. ! bukannya pacaran . aku Cuma nanya, salah gak kalo kita naksir adik kelas? Kuping kamu kuping keluaran lama sih.”
“oh… itu mah wajar-wajar aja. Emangnya siapa yang kamu taksir?”
Belum sempat Fily menjawab. Jibran telah berdiri di sampingnya. Tangannya membawa nampan berisi semangkuk bakso dan jus jeruk.
“Maaf apa boleh aku duduk disini? Soalnya tempat yang lain penuh,”  ujar jibran dengan sopan.
“Boleh kok, duduk aja. Eh, ngomong-ngomong kamu siapa?” tanya Resty.
“Aku Jibran, kelas 2 IPA2,” Jibran mengulurkan tangannya.
Sepanjang waktu itu, Resty selalu mendominasi percakapan, tapi Fily merasa mata Jibran terus terpaku padanya. Fily salah tingkah dan lebih banyak diam. Saat Filly hendak mengambil kecap, Jibranpun hendak mengambilnya. Alhasil tangan mereka pun bertumpuk.
0000000
“Fil malem minggu ini kamu ada acara gak?” tanya Jibran ketika mereka sedang berada di lapangan basket.  “ emang kenapa?”  Fily nanya balik seraya menyodorkan air mineral kepadanya, Jibran pasti kecapean, batinnya.
Sejenak ia memandangi Jibran, tubuhnya atletis, bahunya yang bidang, kulitnya yang kecoklatan, bibirnya yang sensual, hidungnya yang mancung, sorot matanya yang tajam, serta sepasang alis nan lebat .
“Fil!”  Jibran meneriakan namanya tepat di telinganya. Seketika Filly tersentak “ Aduh, Jibran! Gak usah pake teriak segala donk!”  sungutnya  “ abisnya kamu nglamun sih ! sampe aku ngomong aja kamu gak kedengeran ,” Jibran beujar kesal.  “ maaf deh maaf. Emangnya tadi kamu ngomong apa?” tanyanya dengan tampang innocent. “ Aku pengen ngajak kamu nonton.”   “ Nonton? Dimana?”  tanya Fily bersemangat.
“Di Matos. Mau gak?” Filly hanya mengangguk
0000000
“Niko, ngapain kamu disini?” tanya Fily heran saat membuka pintu. Malam ini, Filly tampak sangat manis dengan t-shirt pink, celana jeans panjang, serta rambutnya yang digerai.
“Aku ke sini, mau jemput  kamu, jibran gak bisa jemput soalnya mesti nganter nyokapnya chek-up, jadi dia nunggu kamu di sana.”  Aneh batin Filly . Seharusnya kalo gak bisa jemput dia kan bisa telepon atau minimal sms aku . laipula dia kan gak terlalu deket ma Niko.
“Dia gak bawa Hp soalnya Hpnya low bat. Kebetulan rumah aku deket  sama rumah Jibran.” Kata Niko, seakan tau apa yang sedang dipikirkan Fily.
Fily diam sesaat , “Tunggu bentar, aku ambil tas dulu.”
“ ko ngapain kita ke sini?” tanya Fily saat motor Niko berhenti di sebuah rumah tua.
“Ada sesuatu yang mau aku ambil, masuk yuk!”
Dengan ragu-ragu Fily mengikuti Niko memasuki rumah itu, namun tiba-tiba ada yang membiusnya hinga ia tak sadarkan diri. Ketika ia sadar, tangan dan kakinya telah terikat. Meski ia telah meronta sekuat  tenaga, hasilnya sia-sia. Sepertinya tali yang mengikatnya teramat kencang .
“ Percuma kamu gak akan bisa lepas dari ikatan itu!” Seru seseorang dari salah satu sudut. “ Karma!” pekik Fily setelah mengetahui siapa pemilik suara tersebut.
“Bentar lagi pangeran kamu bakalan dateng kesini. Aku udah gak sabar pengen ngehajar mukanya yang ngeselin itu!” geram Niko
Filly mendesah. Suatu kesalahan besar dia bisa diperdaya Niko
“Jadi kalian menggunakan aku sebagai umpan? Gak aku sangka kalian semua tu pengecut!” teriak Filly suaranya terdengar parau dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Jibran nantinya.
“Bos, dia datang!” teriak salah satu diantara teman-teman Karma yang lain.
“Lepasin dia, dia gak ada hubunganya dengan persoalan kita!” teriak Jibran dengan nada tinggi “Persoalan?  Persoalan apa bran? Emangnya kamu ada masalah apa sama Karma?” tanya Fily sambil menangis.
“Tenang aja, Fil. Semuanya pasti beres kata Jibran tenang.”
“Diam kamu! Udah sikat aja dia!”
Akhirnya terjadi perkelahian yang tidak seimbang. Tiga lawan satu. Wajah dan tubuh Jibran babak belur jadinya . Fily yang sedang terikat  hanya menangis sejadi-jadinya.
0000000
“Gimana keadaanya dok?”
Tanya Fily cemas saat melihat dokter keluar dari ruangan Jibran.
“Tidak terlalu parah, ia hanya mengalami memar-memar saja untung saja tidak ada luka dalam atau tulang-tulang yang patah.” Jawab dokter.
Senyum lega menghiasi wajah Fily. “ Boleh saya melihat keadaanya dok?” tanya miranda   “Boleh”.
Jibran membuka matanya pelan-pelan senyumnya mengembang ketika ia melihat Fily duduk di samping tempat tidurnya.
“Gimana?udah baikan? Tanya Fily seraya mengelus pipi Jibran.
“Gak penah sebaik ini,” sahutnya sambil menggengam tangan Jibran. Fily hanya tersenyum ketika Jibran menciumi jemarinya.
“Fil..,” panggil Jibran “Hmmm…., apa?” jawab filly
“Mau gak kamu jadi cewek aku?”
“Tapi aku kan kakak kelasmu?”
“Gak masalah buatku. Yang penting aku sayang banget ma kamu.”
 “Gak peduli ma komentar orang lain?” Selidik Fily
“Gak sama sekali! Gimana mau gak?”
“OKE aku mau.”
“Makasih ya!”
Akhirnya Jibran memeluk fily dan mencium keningnya di luar pintu,nampak dua orang tersenyum melihat mereka berdua.
“Gila si Jibran . Demi cinta, dia rela dipukulin” ujar Karma.  “ Aku rasa dia cinta mati ma Fily , sampe-sampe dia ngebayar kita Cuma buat dapein hatinya,” sahut Niko.
“Gokil Tu anak!”

0 comments:

Post a Comment